Chapter 3 – Sebuah Terobosan Untuk Sang Bos
TL: Yomi
Editor: Yomi
Part 1
Kamar ini lebih besar daripada kamar yang biasa aku tempati di Axel.
Namun, karena langit-langit yang rendah dan tidak adanya jendela, ruangan ini terasa lebih menindas.
"Mengapa aku dipenjara?"
Pada saat ini, terjebak di dalam sel sama sekali tidak membuatku takut, tetapi masalahnya adalah aku tak ingat mengapa aku ada di sini.
"Jika diingat-ingat, aku mabuk, bermain beberapa permainan di kasino... dan kalah... lalu aku menyadari bahwa dealernya adalah seorang wanita cantik dan mulai mengeluh dan menggodanya, lalu para penjaga masuk sambil meneriakkan sesuatu tentang 'Orang ini adalah salah satu orang yang kami blacklist!', tapi hanya itu yang bisa kuingat. Aku tidak tahu bagaimana aku bisa sampai di sini."
"Bukankah itu alasannya?"
Suara seorang pria menjawab ketika aku mulai berbicara dengan lantang.
Suara itu berasal dari sel yang berada tepat di seberang sel-ku. Saat itu gelap, jadi aku tidak bisa melihat dengan jelas, tapi aku bisa melihat siluet seseorang jika aku menyipitkan mata.
"Jadi ada orang lain di sini? Apa kau juga mengamuk di kasino?"
"Tidak, tidak, aku hanya memberi pencerahan kepada mereka yang kalah di kasino tentang keajaiban hidup. 'Jika engkau mengkhawatirkan akan sesuatu, nikmati saja hidup ini. Berhentilah menahan diri dan biarkan dirimu terbawa oleh keinginan sejatimu'. Dengan itu, aku mendorong mereka untuk mencoba lagi."
"... Hmm?"
Rasanya aku pernah mendengar kalimat ini di suatu tempat sebelumnya.
"Aku hanya berkhotbah tentang doktrin, tetapi keluarga dari mereka yang memahami kata-kataku mulai membanjiri kota dengan keluhan tentangku. 'Suamiku menjadi idiot!' 'Dia kehilangan segalanya dalam perjudian dan mulai mengatakan hal-hal yang sangat aneh!' dan sejenisnya. Semua sama sekali tidak berdasar, tentu saja..."
"Rasanya sangat tidak masuk akal bagiku..."
"Mereka kemungkinan besar hanya mencoba berkelahi setelah melihat betapa aku dihormati oleh mereka yang mendengarkan."
Aku yakin setelah mendengar suaranya yang sangat percaya diri, aku yakin.
Orang ini pasti...
"Kau dari Kultus Axis, bukan?"
"Oh, aku senang kau bisa tahu. Kau pasti memiliki mata yang bagus untuk menilai seseorang."
"Siapapun akan bisa mengatakan itu. Sudah berapa lama kau menghabiskan waktu di sini?"
"Hmm, menurutku sudah sekitar dua minggu atau lebih. Namun, sangat menyenangkan kau ada di sini. Penjaga hanya muncul ketika waktunya makan malam, dan dia tidak pernah banyak bicara, jadi aku tidak punya kegiatan apapun selain waktu luang. Permainan bertahan terkadang menyenangkan, tetapi aku lebih menyukai tipe penyerang. Guru wanita juga sangat disukai."
Tidak ada yang bertanya tentang tipe yang kau sukai.
Namun, pria ini sudah berada di sini selama dua minggu? Aku tidak menyangka.
"Kudengar di kota tidak banyak penjahat di sini, jadi penjara telah menjadi fasilitas untuk menahan para pemabuk dan orang yang tidak punya uang. Itu sebabnya waktu itu aku bertindak berlebihan. Sialan, mereka benar-benar menangkapku kali ini!"
"Aku pernah mendengar hal yang sama, tapi sepertinya, ini bukan tempat yang mereka gunakan untuk pelanggar kecil, tapi sel khusus tempat mereka menempatkan para pembuat onar. Sepertinya perdana menteri membangun tempat ini secara rahasia."
Oh, begitu. Bukan hal yang aneh jika ada orang yang mulai mengamuk setelah kehilangan uang mereka, ataupun mereka yang datang ke sini untuk memangsa orang kaya dan orang-orang yang tak bersalah. Elroad memang terkenal dengan kekayaannya. Ada banyak orang di luar sana yang ingin memanfaatkannya.
"Namun, mengapa mereka memperlakukan aku seperti penjahat keji? Aku hanya mabuk dan menggoda seorang gadis. Di Axel, mereka hanya akan memasukkanku ke dalam sel selama satu atau dua hari dan memberiku ceramah."
"Memang. Ada kekurangan kasih sayang di kota ini. Sungguh keadaan yang menyedihkan. Aku harus menyebarkan ajaran Kultus Axis di kota ini dan membuat semua orang hidup bebas dan bahagia."
"Jangan lakukan itu. Kita tidak memerlukan kota lain seperti Alcanretia."
Sungguh aku sangat menderita ketika aku mengunjungi kota yang digunakan Kultus Axis sebagai markas mereka, Alcanretia.
Kota itu akan membuatmu gila hanya dengan berada di sana cukup lama. Bahkan jika kau membayarku, aku tak akan pernah kembali ke sana lagi.
"Oh, kau kenal dengan Alcanretia? Kau tahu, aku adalah orang yang berada di puncak Kultus Axis yang memiliki markas di sana. Aku Zesta. Senang berkenalan denganmu."
Mengatakan itu, pria itu berjalan ke arah jeruji besi, memperlihatkan jubah Kultus Axis yang dia kenakan.
Jadi orang ini benar-benar bos dari kelompok pengacau itu?
Dia terlihat seperti orang tua yang membosankan bagiku, tapi... Ada sesuatu yang aneh. Aku benar-benar meragukan bahwa seluruh perilakunya sejauh ini hanyalah sebuah akting, tapi, bagaimana aku mengatakannya... Tidak, tidak, aku terlalu banyak berpikir. Aku mungkin hanya membayangkannya.
"Kau Zesta? Ada seorang pendeta wanita yang mencarimu, kau tahu?"
"Benarkah begitu? Itu pasti Cecily-san, atau mungkin Tristan-san. Namun, nampaknya pengikutku cukup mengkhawatirkanku setelah aku menghilang."
Mungkin karena tersentuh, dia mengatupkan kedua tangannya dan memanjatkan doa ke langit.
Kupikir aku akan menyimpan sendiri bagaimana dia menyerah untuk mencarinya dan tersesat di kasino.
"Khawatir, ya... Tak masalah jika aku hanya berada di sini selama sehari, tetapi mereka pasti akan marah jika aku pergi untuk sementara waktu. Sigh, ketika aku kembali, Taylor dan Rin pasti akan mengomeliku."
"Orang-orang di gereja mengkhawatirkan diriku, jadi mungkin ini saatnya aku mempertimbangkan untuk keluar dari sini. Lagipula aku mulai bosan dengan tempat ini."
Meski begitu, aku tak melihat apa pun yang bisa membantuku keluar dari sel. Aku ingin mengkonfirmasi situasi dengan para penjaga, tetapi satu-satunya orang yang terlihat olehku saat ini adalah pendeta berjubah ini.
Sepertinya tak ada yang bisa kulakukan saat ini.
Saat aku berpikir begitu, suara derap sepatu hak tinggi terdengar di koridor.
"Apakah kau orang yang dibawa ke sini tadi malam?"
Orang yang muncul adalah seorang wanita bermata tajam berambut merah yang mengenakan gaya rambut dikuncir kuda.
Dia memang cantik, tapi auranya sama dengan jaksa yang kutemui di Axel dulu.
"Biasanya, kau akan dijebloskan ke sel biasa, tapi ada banyak orang yang mabuk dan membuat masalah kemarin, jadi kau dipindahkan ke sini."
Apakah dia berbicara tentang party Kazuma?
"Oh, jadi itu sebabnya. Kau benar-benar membuatku takut sesaat di sana. Jadi, kau akan segera membebaskanku, kan?"
"Yah, kami akan menanyaimu, tapi selama tidak ada hal yang mencurigakan muncul, maka tidak apa-apa. Ini adalah benda sihir yang bisa mendeteksi kebohongan. Kami akan mengajukan pertanyaan, jadi tolong jawab dengan jujur."
Wanita itu meletakkan lonceng di atas meja tua yang tampak usang di tengah koridor,
Itu adalah benda menjengkelkan yang sama yang pernah kutemui beberapa kali di masa lalu. Benda itu berdering setiap kali ada kebohongan yang disampaikan di hadapannya, jadi itu sangat menjengkelkan.
Jika dia memiliki benda seperti itu, maka dia pasti seorang jaksa seperti Sena.
"Diinterogasi oleh wanita cantik seperti itu merupakan sebuah hadiah tersendiri..."
Zesta mengatakan sesuatu.
Jaksa itu meliriknya, tapi tidak mengatakan apa-apa. Meskipun wajahnya mengernyit sejenak.
"Baiklah, silakan saja. Lagipula tidak ada yang kusembunyikan."
Ring.
"Aku bahkan belum menanyakan apapun."
Benda sihir terkutuk ini!
Jaksa menatapku
"Ahem. Mari kita mulai lagi. Siapa namamu?"
"Dust."
... Lonceng pada benda itu bergetar sejenak, tapi segera berhenti.
"Hah? Itu reaksi yang aneh. Apa itu rusak?"
Inilah kenapa aku benci barang ini.
"Tidak bisakah kau mengajukan pertanyaan lain untuk mengetahui apakah itu benar-benar rusak?"
"Kurasa begitu. Kalau begitu, kaulah yang melakukan tindakan mesum dan kekerasan di kasino tadi malam. Apakah itu benar?"
"Hei, ayolah, yang kulakukan hanyalah melakukan skinship ringan dengan wanita itu. Tidak jarang menyentuh dada atau tangan seseorang secara tidak sengaja setelah minum-minum. Apakah kau tidak pernah menyenggol tangan orang lain secara tidak sengaja?"
"Apakah itu termasuk berulang kali mencoba menyentuhnya?"
"... Bukankah itu hanya kebetulan?"
"Menurut keluhan dari korban, kau menyentuh dada dan pantatnya beberapa kali."
"... No comment."
Sialan, kenapa semua jaksa penuntut sangat detail?
"Lagi pula, Kau membesar-besarkan masalah kekerasan. Aku hanya mendorong mereka sekali atau dua kali dengan kepalan tanganku. Di Axel, mereka hanya akan saling memukul dan mengusir yang kalah."
Jaksa melirik ke arah bel, tetapi bel itu tetap tidak berbunyi.
"Di Alcanretia, polisi hanya akan melepaskanmu dengan sebuah ceramah. Tentu saja tidak ada yang perlu dibesar-besarkan."
Jaksa sekali lagi menoleh ke arah bel setelah mendengar kata-kata Zesta, tapi bel itu tetap diam.
"... Apakah kota tempat kalian berasal dianggap sebagai daerah tanpa hukum? Orang lain yang kami tangkap juga mengatakan hal yang sama tentang Axel beberapa waktu yang lalu."
"tidak sopan. Hukum dan ketertiban ditegakkan dengan baik di sana. Bahkan ketika seorang petualang menghancurkan tembok kota atau meledakkan rumah seorang bangsawan, mereka akan ditangkap dan didakwa."
"Seorang petualang? Bukankah itu pekerjaan pasukan Raja Iblis?"
Jaksa penuntut dengan gugup melihat ke arah bel, tapi, sekali lagi, bel itu tetap diam.
Itu adalah kebenaran, bagaimanapun juga.
"Hanya saja, petualang Axel... B-baiklah, itu memiliki hasil aneh yang sama sesaat sebelumnya, jadi mungkin itu benar-benar rusak. Bagaimanapun, Dust-san, bukan? Kau hanya melakukan beberapa kejahatan kecil, jadi kami akan memindahkanmu ke sel biasa sekarang."
"Tentu saja. Aku tak punya alasan sedikitpun kenapa kalian menahanku di sini!"
"Bukankah itu bagus, Dust-san? Ngomong-ngomong, berapa lama kau berniat untuk menahanku disini? Aku juga dibawa ke sini karena suatu kesalahan, jadi jika kau ingin meminta maaf, sekarang adalah satu-satunya kesempatanmu. Jika kau mengakui kesalahanmu, maka injaklah aku sambil meminta maaf seperti seorang tsundere."
Zesta merangkak di tanah saat dia membuat permintaan ke jaksa.
Jaksa itu sendiri buru-buru bergegas menutupi roknya sebelum mundur beberapa langkah.
"K-Kau ditempatkan di sini atas perintah langsung dari Ragcraft-sama sendiri! Aku tidak tahu detailnya, tapi apa yang kau lakukan?"
"Yah, kau lihat..."
"Kau tidak memiliki izin untuk informasi itu."
Saat Zesta membusungkan dadanya dan mulai membanggakan apa yang terjadi, seorang pria berpakaian rapi tiba-tiba menyela.
Dari mana dia datang?
"Ragcraft-sama!"
Jaksa itu tersentak dan memberi hormat pada pria itu.
Jadi ini adalah perdana menteri yang banyak dibicarakan. Dari apa yang kudengar di kasino, raja negara itu bodoh, tapi perdana menterinya cukup ahli. Orang yang benar-benar berkuasa bukanlah raja, tapi perdana menteri.
Untuk orang seperti itu berkunjung secara pribadi... Apa yang dilakukan Zesta?
"Aku ingin berbicara dengan orang ini, jadi tolong tinggalkan kami."
"Ya, tentu saja! Mohon maaf!"
Dengan sekali lagi memberi hormat, jaksa itu pergi menyusuri koridor.
Setelah memastikan bahwa pintu telah ditutup, Ragcraft berbalik kembali menghadap Zesta.
"Menurut laporan, kau adalah pemimpin Kultus Axis dan seorang Archpriest tingkat tinggi. Dari semua hal, itu pastilah Kultus Axis... sigh~"
Mau tak mau aku bersimpati padanya saat dia menghela nafas panjang.
Tidak ada hal baik yang keluar dari pertemuan dengan Kultus Axis.
"Apa kau ingat ketika kita bertemu saat aku memeriksa kasino?"
"Tentu saja. Aku sedang mencari pengikut seperti biasa, saat kau mendatangiku dan membuat permintaan yang mustahil untukku."
"Aku hanya memintamu untuk berhenti meminta di dalam kasino. Itu masalah sederhana... Mengesampingkan hal itu, aku tidak akan membiarkanmu mengatakan bahwa kau lupa dengan apa yang kau katakan padaku setelah itu."
Mereka melakukan percakapan mereka sendiri sambil mengabaikanku, tapi aku sedikit tertarik dengan arah pembicaraan ini, jadi aku tetap diam.
"Nah, sekarang, apakah aku mengatakan sesuatu yang membuatmu kesal? Yang kuingat adalah mengusulkan agar Kultus Axis dijadikan agama negara di Elroad."
"Itu tidak akan terjadi bahkan jika langit turun ke bumi, tapi lupakan saja. Apa kau benar-benar tidak ingat apa yang kau katakan setelah itu? Kau tidak sedang berpura-pura bodoh, kan?"
Jadi dia hanya menyimpan dendam atas penghinaan yang dia lakukan.
Sigh, sepertinya semua bangsawan benar-benar individu yang picik. Yah, selain Darkness. Dia mungkin akan lebih senang jika kau menghinanya.
"Ah, sekarang setelah aku memikirkannya, aku memang mengatakan 'Semua uang yang hilang di tempat ini akan diberikan pada pasukan Raja Iblis', dan 'Kau adalah bagian dari pasukan Raja Iblis', bukan?"
"Jadi Kau ingat. Orang-orang yang hadir hanya menganggapnya sebagai ocehan seorang Pemuja Axis, jadi tidak ada yang keluar darinya, tapi kurasa aku harus memujimu. Untuk berpikir bahwa pemimpin Kultus Axis bisa menyimpulkan identitas asliku."
... Apa dia baru saja mengatakan sesuatu yang aneh? 'Identitas asliku'?
Apa yang dikatakan oleh Ragcraft ini?
"Identitas sejati? ... Aku hanya menyalahkan Raja Iblis atas kekalahan di kasino. Meskipun begitu, ini sepertinya cukup menarik, jadi mari kita lanjutkan."
Dan sekarang apa yang digumamkan pria tua kumuh ini? Aku tak berpikir Ragcraft mendengar kata-kata yang dia gumamkan di dalam hati, tapi aku pasti mendengarnya dengan keras dan jelas.
"Terima kasih atas pujianmu. Tampaknya ajaran kami tidak salah. Itu adalah doktrin inti dari Kultus Axis bahwa kemalangan apa pun dapat disalahkan tepat di pundak Raja Iblis."
"Itu karena kalian terus mengatakan bahwa rumor buruk tentang Raja Iblis terus menyebar! Raja Iblis sama sekali bukan orang seperti itu!"
Ragcraft tampaknya berpikir cukup tinggi tentang Raja Iblis. Seolah-olah dia memiliki hubungan pribadi dengannya.
Dikombinasikan dengan kata-kata yang dia katakan sebelumnya... jangan bilang, ini sebenarnya konspirasi?
Tidak, tunggu, tunggu, aku punya firasat buruk tentang ini. Jika kesimpulan aku benar, mendengar lebih jauh akan sangat berbahaya!
"Ya ampun, apakah benar-benar tidak apa-apa bagi seseorang di posisimu untuk membuat pernyataan seperti itu? Seolah-olah kau benar-benar anggota pasukan Raja Iblis."
Zesta telah tersenyum selama ini, tapi kali ini, senyumnya tidak sampai ke matanya.
"Sepertinya ada semacam kesalahpahaman, tapi Kultus Axis benar-benar kelompok yang merepotkan. Baiklah, izinkan aku untuk mencerahkanmu. Kau akan menghabiskan sisa hidupmu di sel ini. Yang benar adalah..."
Hei, tunggu sebentar, jangan katakan apa-apa lagi!
"Aku adalah pemimpin departemen informasi Raja Iblis, doppelganger Ragcraft!"
Aku bergegas menutup telingaku, tapi aku tidak sampai tepat waktu.
Aku baru saja mengetahui sesuatu yang sangat berbahaya. Padahal aku tidak pernah meminta ini!
"Aku tahu itu, mataku tidak salah! Segala sesuatu yang terjadi sampai sekarang adalah sebuah tindakan untuk menarik garis itu keluar darimu! Aku tahu kau berbau iblis!"
Dia berpose keren dan menunjuk dengan penuh kemenangan ke arahnya, tetapi itu jelas-jelas bohong! Hanya dengan melihat ekspresi wajah puas dirimu saja sudah sangat jelas! Kau hanya ingin mengatakan itu!
"Lumayan, Archpriest dari Kultus Axis. Sepertinya tengkorakmu tidak sepenuhnya diisi dengan kapas. Sayangnya, aku harus meninggalkanmu di sana untuk saat ini. Ada masalah yang lebih mendesak yang harus aku tangani. Tapi tunggu saja, aku akan kembali lagi untuk menemuimu setelah masalah itu selesai."
Setelah mengatakan hal itu, Zesta berbalik.
Dan, tepat di hadapannya ada aku, jadi tentu saja, mata kami bertemu.
Matanya membelalak kaget, dan aku melambaikan tangan dan tersenyum sebagai salam.
"Sial, ada orang lain yang ditahan di sini? Sepertinya kau sedang bernasib buruk. Tak mungkin aku bisa membebaskanmu setelah mendengar semua itu."
Setelah mendengar kata-kata seperti itu, senyum cerahku berubah menjadi masam.
Dan melihat itu, Zesta dengan lembut tersenyum padaku dan berkata.
"Jangan biarkan hal itu terjadi membebanimu."
"Berhentilah bermain-main denganku! Itu adalah kesalahanmu yang ceroboh, jadi kenapa kau membuatku membayarnya! Aku sama sekali tak terlibat dalam hal ini! Biarkan aku keluar!"
"... Yah, maaf, aku sangat menyesal karena kau mengetahui identitas asliku, tapi... Selamat tinggal!"
Hanya itu yang dikatakan Ragcraft sebelum dia mundur dengan cepat.
"Jangan lari! Klutzes sama sekali tidak lucu jika dia seorang pria! Hei, kembalilah ke sini!"
Suaraku menggema di dinding koridor yang kosong.
Apa kau serius? Aku bahkan tidak ingin tahu tentang hal ini sejak awal, dan kau benar-benar akan menyeretku karena kau tidak bisa menahan dirimu untuk tidak bermonolog?
"Aku benar-benar tidak menyangka bisa mengungkap rahasia seperti itu hanya dengan bermain-main dengan apa yang dia katakan. Ini pasti bimbingan dari Aqua-sama yang agung."
"Dia tampak seperti dewi kesialan bagiku! Apa yang harus kita lakukan? Untuk berpikir bahwa perdana menteri Elroad sebenarnya adalah anggota pasukan Raja Iblis... "
Aku tak ingin mengetahui hal ini, tapi sekarang aku tahu, aku tak bisa berpura-pura tidak pernah mendengarnya.
Aku menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri.
"Tidak ada gunanya panik."
Setelah menenangkan diri, hal pertama yang terlintas dalam pikiranku adalah keselamatan Kazuma dan rombongannya.
Jika tunangan Putri Iris yang seharusnya adalah seseorang yang berada di bawah kendali pasukan Raja Iblis, itu akan menjadi situasi yang sangat mengerikan.
"Masalah yang lebih mendesak" yang disebutkan Ragcraft pasti mengacu pada Putri Iris.
Aku juga tidak berada dalam posisi yang baik, tapi Kazuma berada dalam masalah yang lebih dalam. Aku benar-benar harus melakukan sesuatu, tapi apa?
"Kau sepertinya sedang dalam masalah. Maukah kau berbagi pemikiranmu? Aku terbiasa mendengarkan pengakuan dan membimbing orang lain ke jalan pertobatan."
"Dan menurutmu ini salah siapa?! Orang yang seharusnya bertobat adalah dirimu sendiri!"
Zesta menatapku melalui jeruji besi dengan mata berbinar. Dia terlihat menikmati situasi ini, tapi aku pasti hanya membayangkannya.
"Kau bertindak seolah-olah ini bukan urusanmu, tapi posisimu bahkan lebih buruk dariku, kau tahu? Kalau begini terus, kau pasti akan terbunuh."
"Jika aku mati, aku tidak akan bisa melanjutkan misiku untuk menyebarkan keyakinan Axis. Aku masih belum puas dengan hidupku, jadi ini tidak akan berhasil. Ditambah lagi, tak mungkin aku membiarkan iblis itu bebas... Katakanlah, ini hanya menyisakan satu tindakan. Itu benar, saatnya untuk melakukan pembobolan penjara!"
"Kau mengatakan seolah-olah ini adalah masalah yang mudah... Tapi kurasa hanya itu yang bisa kita lakukan. Jika kita bisa membuktikan kalau Ragcraft terlibat dengan Raja Iblis, kemungkinan besar kita akan dimaafkan untuk keluar dari penjara. Ini adalah kesempatan yang layak dipertaruhkan."
Kami berdua mulai memeriksa setiap sudut dan sudut sel kami masing-masing.
Tak ada jendela, dan satu-satunya yang ada di dalam sel adalah toilet. Jeruji besinya berkarat, tetapi masih terlihat kokoh. Tidak peduli seberapa keras kubuka dan kutekan, jeruji besi itu tidak bergeming sedikit pun.
"Tahukah kau, ada trik lama di mana kau kencing atau berkeringat di jeruji besi untuk membuatnya berkarat dan melemah. Idealnya, aku akan menyuruh seorang gadis untuk melakukannya, tapi... apakah kau lebih suka berkeringat atau kencing?"
"Kedua metode itu akan memakan waktu terlalu lama! Dan berhentilah bercerita tentang fetish-mu! Pertama-tama, kita tidak punya waktu untuk bermain-main. Jika aku tidak segera memberitahu Kazuma, nyawa mereka akan terancam."
"Apa kau baru saja menyebut Kazuma-sama tadi?"
Zesta menempelkan wajahnya ke jeruji besi dan bertanya dengan ekspresi serius.
Sikap riang yang dia tunjukkan hingga saat ini sudah tak tampak lagi.
"Y-Ya. Apa kau kenal temanku, Kazuma?"
"Aku sangat familiar dengan nama itu. Yang lebih penting lagi, apa ada yang menemaninya kemari?"
"Ada Alice, dan kemudian ada party seperti biasanya. Si Gadis Peledak, Masokis Crusader, dan Priest Pesta."
"Apakah... begitu? Jika Aqua-sama terlibat dalam masalah ini, maka sepertinya aku harus menangani masalah ini dengan serius."
Pendeta itu menyatukan kedua tangannya dan mulai menggumamkan sesuatu yang tidak bisa dimengerti sambil menampilkan ekspresi serius yang sama sekali tidak cocok untuknya.
Aku tidak pernah tahu apa yang dipikirkan orang ini, jadi sebaiknya jangan berharap terlalu banyak darinya.
Aku mulai mengetuk dinding secara sistematis dengan harapan menemukan titik lemah untuk menerobos masuk, tetapi ternyata itu pekerjaan yang sangat membosankan.
"Jadi, apa yang kau lakukan di Elroad? Hanya untuk menyebarkan keyakinan Axis?"
Untuk meredakan kebosananku, aku memulai percakapan dengan Zesta yang sedang berjongkok di lantai dan melakukan sesuatu yang tidak bisa kulihat sekarang.
"Yah, begitulah kira-kira. Kau tahu, Kultus Axis memiliki seseorang yang diam-diam kami amati... kami awasi... kami lindungi dari bayang-bayang. Kami menerima informasi bahwa orang itu akan menuju ke Elroad, dan aku menawarkan diri untuk pergi ke sini karena kupikir aku bisa bermain sepuasnya di kasino-kasino yang sangat terkenal di negara ini."
"Agak munafik memang, tapi kau benar-benar jujur dengan keinginanmu..."
"Itulah yang dimaksud dengan keyakinan Axis."
Mendengar dia dengan bangga mengatakan itu, aku sejenak tertarik pada Kultus Axis.
Namun, siapakah orang yang diam-diam diawasi oleh Kultus Axis ini? Untuk organisasi serampangan seperti itu yang mengkhawatirkan keberadaan seseorang, dia pasti orang yang sangat aneh atau orang yang sangat menyedihkan.
Setelah itu, kami memeriksa setiap bagian dinding dan lantai yang berada dalam jangkauan kami dalam keheningan, tapi aku tidak menemukan apa pun yang bisa membantu kami keluar dari sini.
Part 2
Sulit untuk mengatakan berapa lama waktu yang telah berlalu sejak sinar matahari tidak masuk ke sini, tetapi beberapa jam pasti telah berlalu, karena seseorang mengantarkan makanan kepada kami.
Penjaga yang membawanya memiliki ekpersi tenang di wajahnya.
"Katakanlah, tidak adakah cara lain untuk membiarkan kami pergi? Perdana menteri itu adalah bawahan Raja Iblis, kau tahu? Jika kau terus membantunya, kau akan diperlakukan seperti anggota pasukan Raja Iblis dan diperlakukan seperti itu."
Orang normal mana pun akan terdiam sejenak saat mendengar kata-kata itu, tetapi dia tidak bereaksi sama sekali. Dia bahkan tidak menatapku saat dia mengantar makanan melewati pintu, dan apa pun yang aku katakan, dia hanya berdiri di sana dalam diam.
"Oh, baiklah, aku benar-benar harus menghargai dedikasimu terhadap pekerjaanmu. Jika kau mendengarkanku, aku akan memperkenalkanmu pada sebuah toko di mana beberapa wanita cantik bisa mewujudkan impian terliarmu... Hei, mau ke mana kau!? Dengarkan aku!"
Penjaga itu mengabaikan teriakan aku dan pergi.
"Dust-san, kau menyia-nyiakan usahamu. Orang itu sepertinya juga iblis. Sebaiknya anggap saja seluruh penjara ini sebagai wilayah pribadi Ragcraft. Lebih penting lagi, ceritakan lebih banyak tentang wanita-wanita yang akan membuat mimpi terliar aku menjadi kenyataan!"
"Kenapa kau justru tertarik pada hal itu!?"
"Apa benar ada toko yang bisa mewujudkan impian para pria!? Impianku adalah dikelilingi oleh wanita dari semua kalangan, selain iblis, dan membuat mereka saling memandang dengan cemburu sambil memperebutkan kasih sayangku! Bisakah mereka benar-benar memberiku mimpi seperti harem!?"
Zesta dengan penuh semangat menekan dirinya ke jeruji besi, dan beberapa ludahnya jatuh ke sel-ku saat dia mengomel.
"Jangan terlalu bersemangat! Apa yang kukatakan barusan hanyalah gertakan! Jika memang ada tempat yang bagus, aku tidak akan berada di sini sekarang!"
Memperkenalkan seorang pendeta pada toko succubus mungkin bukanlah ide yang bagus.
"Y... Ya, tentu saja..."
Dia segera merendahkan bahunya seperti kehidupan baru saja tersingkir darinya.
"Yah, bekerja keras tidak akan membantu situasi kita, jadi ayo kita makan. Aku tidak ingin mati kelaparan."
Makanan yang mereka antarkan ternyata cukup enak, jadi aku memutuskan untuk menyantapnya, tetapi sebuah pemikiran muncul di benakku sebelum aku menyuapkan sesendok makanan pertama ke dalam mulutku.
"Mereka tidak meracuni makanan ini, kan?"
"Bahkan jika mereka meracuni, aku bisa meniadakan racun, jadi yakinlah."
"Ah, ya, tentu saja. memiliki pendeta memang nyaman... Hei! Kenapa kau yang memakannya duluan? Jika kau tepar, siapa yang akan menghilangkan racunnya!?"
Pipi Zesta menggembung seperti tupai saat dia dengan senang hati menggali piringnya. Sepertinya dia bahkan tidak mempertimbangkan kemungkinan itu.
"Seperti yang sudah kubilang, berhentilah makan!"
"Oh, maafkan aku. Namun, aku tidak mendeteksi adanya kelainan, jadi seharusnya tidak apa-apa. Lebih penting lagi, aku baru saja menyadari hal ini, tapi bukankah piringku dan piringmu cukup berbeda? Sepertinya ada lebih banyak hidangan di piring milikmu daripada milikku."
Setelah dia mengatakannya, ya, tampaknya memang ada lebih banyak variasi makanan di piringku. Mereka bahkan memberikan hidangan penutup. Piringku jelas lebih unggul dalam hal kualitas dan kuantitas.
"Bajingan Ragcraft itu, apa ini untuk menebus kesalahannya yang secara tidak sengaja menyeretku ke dalam masalah ini...?"
"Dust-san, ada sesuatu yang belum kuberitahukan padamu. Aku punya penyakit langka di mana jika aku tidak mengisi diriku dengan makanan, aku akan mati. Dan tubuhku menjadi lesu kecuali aku makan makanan penutup juga."
"Benarkah begitu? Aku turut berbelasungkawa... Oh, ini sebenarnya tidak buruk."
Aku mengabaikan Zesta yang menatapku dengan iri dan mulai menyantap makananku.
Setelah kenyang, aku berbaring di lantai yang kotor dan menatap langit-langit.
"Perutku sudah kenyang, jadi aku akan meninggalkan masalah ini untuk besok."
Aku berkata pada diriku sendiri bahwa penting untuk memulihkan semangatmu dalam situasi seperti ini dan tertidur.