Chapter 3: Pembunuhan di Observatorium Sirius 2 Part 9
Translate By : Yomi
Aku membuka kulkas, mengabaikan percakapan itu. Di dalamnya terdapat beberapa botol air mineral dan cola yang sudah didinginkan, serta beberapa kaleng bir. Lalu memeriksa tanggal kadaluarsa pada air mineral. Masih jauh. Mungkin bisa dikatakan bahwa kulkas itu baru saja diisi ulang.
Aku keluar dari kamar, meninggalkan Inuzuka dan Amino. Di aula, Enbi bersandar di meja, menyilangkan tangan. "Apa kamu menemukan sesuatu?" (Yui Samidare) Aku bertanya.
"Tidak ... tidak ada." (Shiita Enbi)
"Aku sudah mencari di ruangan sebelah sana, tapi tidak ada apa-apa di sana. Tidak ada kriptogram samar atau buku yang hilang halamannya atau ... apa pun, di mana pun." (Shiita Enbi)
"Kita tidak dipanggil ke sini untuk berburu harta karun..." (Shiita Enbi) Enbi menghela napas.
Saat itulah Inuzuka dan Amino kembali. "Kami sudah melepas semua seprai, mengintip melalui teleskop, mencoba menyalakan pancuran, dan tidak menemukan satu pun yang terlihat mencurigakan. Tentunya tidak ada jejak dari klien misterius kami." (Eigo Amino)
Setelah itu, Kirigiri keluar dari ruangan yang berbeda. Dia hanya menggelengkan kepalanya dalam diam.
"Hmmmmm, tidak ada dadu, ya..." (Kou Inuzuka)
"Apa yang harus kita lakukan, Inuzuka-sensei? Maksudku, kita tidak bisa berjalan kembali di tengah salju ini. Ponselku... Ya, seperti yang aku duga. Di luar jangkauan. Aku tidak bisa menelepon dari sini. Kita tidak bisa meminta bantuan." (Eigo Amino)
"Hei sekarang, tunggu dulu. Masih terlalu dini untuk mengatakan bahwa kita harus meninggalkan tempat ini. Perwakilannya mungkin masih muncul, kamu tahu?" (Kou Inuzuka) Inuzuka berkata, terlihat riang seperti biasanya.
"Apa kamu benar-benar berpikir perwakilan itu akan muncul...?" (Eigo Amino) Amino akhirnya mulai ragu, kayanya.
Apa kita semua berkumpul disini untuk suatu rencana kriminal? Apakah ini semacam jebakan...?
"Bukankah seharusnya kita sudah melupakan klien itu?" (Shiita Enbi) Enbi menarik napas.
"Benar, aku setuju dengan pendapatmu, Enbi-kun," ujar Inuzuka. "Tapi justru kita harus mulai mengharapkan klien itu. Mungkin wawancaranya sudah dimulai. Mereka menguji kesabaran kita. Jadi, bukankah menurutmu kita harus tetap setia pada klien agar bisa lulus?" (Kou Inuzuka)
"Alangkah baiknya jika itu benar..." (Eigo Amino) Amino bergumam dengan serius.
"Kita tidak bisa kembali lagi. Kita semua sudah siap untuk bermalam di sini, kan? Kita punya lima kamar yang berjejer di sini." (Kou Inuzuka)
"Anda akan tidur di tempat seperti ini?" (Eigo Amino)
"Apa kamu akan pulang sendiri, Amino-kun? Kurasa tak ada yang akan mengeluh karena saingannya berkurang." (Kou Inuzuka) Inuzuka menyeberangi aula dengan senyum santai. "Aku akan meminjam kamar ini." (Kou Inuzuka) Setelah memutuskan kamarnya sendiri tanpa campur tangan orang lain, Inuzuka masuk dan menutup pintu dibelakangnya.
Melihat hal ini, Enbi diam-diam masuk ke kamar terdekat dan menutup pintu dibelakangnya juga.
"Ada yang tidak beres dengan mereka berdua." (Eigo Amino) Amino meletakkan tas kerjanya yang tipis di atas meja dengan gedebuk. "Jika aku tahu akan menjadi seperti ini, aku akan mempersiapkan lebih banyak. Hanya ini yang kubawa. Aku bahkan tidak punya baju ganti." (Eigo Amino)
Yang bisa kulakukan hanyalah menatapnya dengan iba.
"Jangan bilang kalian berdua berencana untuk tinggal di sini juga?" (Eigo Amino)
"Kami tidak punya pilihan lain... Paling tidak, kita harus menunggu sampai malam berakhir jika kita ingin bisa berjalan kembali," (Yui Samidare) kataku.
"Hei, bagaimana kalau kita bertiga bekerja sama untuk mencari dan melihat apakah ada orang di daerah itu? Aku punya firasat buruk tentang pekerjaan ini. Mungkin kita bisa menemukan bantuan jika kita semua pergi. Tidakkah menurutmu kita harus pergi dari sini secepatnya?" (Eigo Amino)
"Tentu saja aku punya firasat buruk tentang pekerjaan ini, tapi ini masih lebih baik daripada pergi ke luar. Kita bisa mati kalau keluar di tengah badai salju di tengah malam." (Yui Samidare)
"Kamu akan menyesalinya. Kamu pikir ini lebih baik...? Kamu tidak bisa mengatakan itu sampai kamu melihat bagaimana hasilnya," (Eigo Amino) sesal Amino, sambil menggenggam tasnya dan menuju ke salah satu ruangan kosong. Suara dia membanting pintu hingga tertutup bergema di seluruh lorong.
Tags:
Danganronpa Kirigiri