Chapter 1: Pembunuhan di Observatorium Sirius 1 Part 5
Translate By : Yomi
"Jika ada tamu nggak diundang yang hadir, nggak diragukan lagi bahwa orang itu adalah seorang pria. Dan dia mungkin masih bersembunyi di dalam gedung." (Kyoko Kirigiri) Kirigiri tampak sedikit khawatir.
"Ya, aku mau memeriksanya. Seorang diri. Maaf, tapi aku akan menyuruhmu tetap seperti ini untuk sementara waktu. Dan, aku akan mengikat tangan kananmu juga." (Yui Samidare) Jika dia pelakunya, maka dia juga yang menyiapkan gelangnya. Jika itu yang terjadi, ada kemungkinan dia memiliki kunci cadangan yang disembunyikan di suatu tempat. Jika aku meninggalkannya tanpa pengawasan, dia mungkin membuka gelang itu. Jadi, aku harus membatasi penggunaan kedua tangannya.
"Jangan tersinggung." (Yui Samidare)
"Nggak apa-apa. Sebenarnya, aku lebih khawatir jika kamu bukan tipe orang yang akan memikirkan hal itu," (Kyoko Kirigiri) ucap Kirigiri dengan ekspresi dingin.
Tapi... sekalipun aku ingin menahannya, aku tidak punya borgol tambahan, atau tali, atau apapun tuk mengikat tangannya.
"Gunakan pitaku." (Kyoko Kirigiri)
"... Memangnya nggak apa-apa?" (Yui Samidare)
"Nggak apa-apa, jika itu digunakan untuk membuktikan ketidakbersalahanku." (Kyoko Kirigiri)
Aku mengangguk, dan melonggarkan salah satu pita yang diikatkan di kepang kuncirnya. Aku menggunakan pita itu untuk mengikat tangan kanannya ke sandaran kursi. Dan dengan itu, kedua tangannya terikat di kursi.
"Aku mau berkeliling dan menyelidiki setiap kamar satu per satu. Jika tamu yang nggak diinginkan ada di suatu tempat, ia kemungkinan akan berpindah-pindah kamar dan menyembunyikan diri di tempat lain agar aku tidak melihatnya. Tapi kalau kamu ada di sini di aula tengah, mestinya kamu bisa melihatnya." (Yui Samidare)
"Jadi aku bertugas sebagai pengawas?" (Kyoko Kirigiri)
"Benar. Tapi tamu kita bisa sangat berbahaya bagimu, dengan kedua tanganmu terikat seperti itu. Maksudku, dia pembunuh yang kejam. Jika dia muncul, berteriaklah sekeras-kerasnya. Aku akan datang menyelamatkanmu dalam sekejap." (Yui Samidare)
"Kamu akan menyelamatkanku?" (Kyoko Kirigiri)
"Keberadaan tamu yang nggak diinginkan akan membuktikan bahwa kamu nggak bersalah. Aku akan melindungimu dengan semua yang aku punya." (Yui Samidare)
"Begitu... Tapi aku yakin itu sudah terlambat pada saat itu." Seperti biasa, Kirigiri bertindak seolah-olah ini tidak ada hubungannya dengan dia. "Tetapi, jika kamu mengijinkan aku untuk mengatakannya, aku tidak berpikir kamu secara logis bisa menyimpulkan bahwa aku tidak bersalah hanya karena ada tamu tak diundang yang hadir. Alasan orang itu bersembunyi belum tentu terkait dengan pembunuhan; misalnya..." (Kyoko Kirigiri)
"Itu tidak penting! Ya ampun!" Aku menyela. "Dalam situasi seperti sekarang, jika ada orang yang menyelinap di sini, masuk akal jika aku menghajarnya daripada melakukan hal lain!" (Yui Samidare)
"... Kurasa begitu," (Kyoko Kirigiri) jawabnya dengan pelan.
"Aku benar-benar meragukan seseorang yang keluar masuk gedung ini di tengah badai salju di tengah malam yang entah dari mana... Tapi terserahlah. Aku akan menyelidikinya." (Yui Samidare)
Aku meninggalkan Kirigiri, dan pergi untuk menyelidiki ruangan terdekat terlebih dahulu. Aku membuka gorden, memeriksa kunci jendela, dan menyelidiki keadaan salju di luar.
Tidak perlu waktu lama bagiku untuk berkeliling dan memeriksa jendela di semua kamar. Kesimpulannya, semua jendela terkunci dari dalam. Tidak ada yang salah dengan salju di dekat mereka.
Tak satu pun dari kamar tamu yang memiliki ventilasi AC atau apa pun yang mengarah keluar kecuali tiga jendela. Jadi, mengikuti alur pemikiran itu, tidak mungkin ada orang yang bisa keluar dengan jendela yang terkunci.
Selanjutnya, aku menyelidiki pintu masuk. Pintu depan terkunci, dan bahkan ketika kulihat salju di luar, aku tidak melihat ada tanda-tanda siapa pun yang masuk atau keluar melaluinya.
Pada akhirnya, aku tidak dapat menemukan bukti siapa pun yang masuk atau keluar dari gedung itu. Dan sepertinya kehadiran tamu yang tidak diinginkan juga tidak terdeteksi dengan baik—yaitu, siapa pun selain aku dan Kirigiri yang masih hidup.
Kirigiri menungguku di aula, masih tertahan di kursi.
"Sayangnya, sepertinya tak ada orang lain di sini selain kamu dan aku." (Yui Samidare)
"Tak ada tanda-tanda apapun di salju di luar sana?" (Kyoko Kirigiri)
"Nggak ada, maksudku, dalam badai seperti ini, jejak apapun mungkin akan terhapus oleh salju dengan sangat cepat, namun jika seseorang berjalan melewatinya, setidaknya akan ada lekukan di sana. Namun, tidak ada sesuatu seperti itu." (Yui Samidare)
Maka, misteri pembunuhan itu menjadi semakin membingungkan.
Tidak, mungkin bisa dibilang itu membuatnya jauh lebih sederhana.
Kamu bisa membandingkan Observatorium Sirius dengan sebuah botol kedap udara. Selama botol itu tetap kedap udara, tidak akan pernah ada yang lebih atau kurang di dalamnya. Jadi, jika ada tiga mayat dan dua orang yang selamat, salah satu dari yang selamat pasti pelakunya. Oleh karena itu, Kyouko Kirigiri adalah pelakunya.
Orang yang dimaksud menatapku penuh harap. Sayang sekali, tapi aku tidak bisa melepaskannya dari pengekangannya dulu.
Jika dugaanku benar, maka tidak diragukan lagi bahwa dialah pelakunya. Namun, aku juga tidak bisa menerima jawaban itu. Apakah mungkin seorang gadis seperti dia membunuh tiga orang pria dewasa dan menyusun mayat mereka di tempat tidur?
"Aku nggak tahu apa yang terjadi lagi... Ada apa dengan kasus ini?" Aku mengeluh tanpa berpikir panjang. "Bangunan aneh ini adalah satu hal, dan permintaan aneh yang kita dapatkan adalah hal lain... Tapi sekarang, setidaknya aku mengerti satu hal. Kejadian yang digambarkan dalam surat hitam itu bukanlah kejadian yang diminta untuk kita selesaikan, tapi kejadian yang membuat kita terlibat di dalamnya." (Yui Samidare)
"... Yui-oneesama," Kirigiri menyela. "Apa yang kamu bicarakan?" (Kyoko Kirigiri)
"Hah? Permintaan tertulis. Ada surat hitam di dalamnya, kan? Dan ada tempat, senjata, dan semua hal lain yang tertulis di dalamnya." (Yui Samidare)
"... Tunjukkan surat hitam yang kamu bicarakan." (Kyoko Kirigiri)
"Bila kau menghendaki?" (Yui Samidare)
Aku meninggalkan Kirigiri yang duduk di kursi, kembali ke kamarku dan merogoh-rogoh tas ranselku. Aku mengeluarkan surat hitam itu, dan kembali ke aula.
"Buka lipatannya dan tunjukkan padaku." (Kyoko Kirigiri)
Tanpa berpikir panjang, aku menuruti permintaannya yang tegang dan mendesak. Aku mengeluarkan kertas tulis washi hitam yang terlipat dari dalam amplop hitam. Isi surat itu tertulis di atasnya dengan sapuan kuas putih.
Kirigiri melihat goresan kuas itu, dan kemudian sepertinya suhu tubuhnya turun secara signifikan, wajahnya menjadi pucat. "Yui-oneesama... Ini bukan kasus pembunuhan biasa." (Kyoko Kirigiri)
"Apa? Apa maksudmu?" (Yui Samidare)
"Ini kemungkinan besar... sebuah permainan." (Kyoko Kirigiri)
Tags:
Danganronpa Kirigiri