Danganronpa Kirigiri Jilid 1 Chapter 5 Part 1 Bahasa Indonesia

Chapter 5: Pembunuhan di Obesrvatorium Sirius 3 Part 1

Translate By : Yomi

"Sebuah permainan? Pembunuhan ini adalah sebuah permainan? Apa maksudmu dengan itu?" (Yui Samidare) Aku bertanya pada Kirigiri sambil duduk di kursi.

"Masih ada beberapa hal yang perlu dikonfirmasi," lanjutnya, tanpa menjawab pertanyaanku. "Akan lebih cepat jika aku menyelidikinya sendiri, tapi... Kurasa kamu tidak akan melepaskan borgolku, kan?" (Kyoko Kirigiri)

"Aku tidak bisa melakukan itu," kataku, tegas. Jika kamu bertanya bagaimana perasaanku, aku tidak berpikir bahwa dia pelakunya. Atau, lebih tepatnya, aku tidak ingin menganggapnya sebagai pelakunya. namun dari perspektif logis, tidak peduli bagaimana aku memikirkannya, pelakunya tidak mungkin orang lain selain dia. Sebagai seorang detektif, aku tidak bisa melawan logika. "Jika ada sesuatu yang perlu diselidiki, maka aku akan menjadi mata, tangan, dan kakimu. Itu tidak masalah, kan?" (Yui Samidare)

"... Tidak apa-apa." (Kyoko Kirigiri)

"Apa yang harus kuselidiki pertama kali?" (Yui Samidare)

"Selidiki barang bawaan dari orang-orang yang terbunuh. Bawa tas Amino dan Inuzuka jika kamu bisa." (Kyoko Kirigiri)

"Tas mereka, ya...?" (Yui Samidare)

Aku pergi ke kamar Amino dan Inuzuka seperti yang diperintahkan, berusaha sebaik mungkin untuk tidak melihat mayat-mayat itu...

Aku meletakkan tas kerja Amino dan tas jinjing Inuzuka bersebelahan di depan Kirigiri. Tas jinjing itu sangat berat sampai-sampai aku berkeringat di dahiku.

"Bagus?" (Kyoko Kirigiri)

"Lihatlah ke dalam tas kerja Amino." (Yui Samidare)

Aku membuka tas kerja Amino dan memeriksa isinya. Di dalamnya terdapat dua berkas dengan tulisan yang tidak bisa kupahami, satu buku pelajaran bahasa Inggris, lalu sapu tangan, rokok, korek api, dompet, dan lain-lain. Terakhir, ada sebuah saku samping dengan amplop hitam di dalamnya.

"Apa isi amplop itu?" (Kyoko Kirigiri)tanya Kirigiri.

"Permintaan tertulis, kan?" Aku berkata, memeriksa isinya. "Ini surat yang sama dengan yang mereka kirimkan padaku. Satu-satunya perbedaan adalah kepada siapa surat itu ditujukan." (Yui Samidare)

"Ada yang lain?" (Kyoko Kirigiri)

"Nggak ada. Sama sekali." (Yui Samidare)

"Oh, begitu..." Kirigiri menyatukan kedua bibirnya, berpikir keras. "Kita masih harus menyelidiki tas-tas yang lain, tapi untuk saat ini, aku bersedia untuk mengambil kesimpulan." (Kyoko Kirigiri)

"Hm? Kamu menemukan sesuatu?" (Yui Samidare)

"Permintaan kedua—lebih tepatnya, tantangan yang kamu terima tampaknya telah dikirimkan padamu sendiri." (Kyoko Kirigiri)

"Tantangan... Maksudmu ini?" (Yui Samidare) Surat yang dimulai dengan "Pesan untuk Detektif".

Tidak semua orang mendapatkannya?

"Kamu tidak menemukannya di koper Amino-san, kan? Aku juga tidak menerimanya," kata Kirigiri. "Aku percaya bahwa kamu telah dipilih untuk menjadi detektif dalam insiden ini." (Kyoko Kirigiri)

"Aku bertugas sebagai detektif—?" (Yui Samidare)

"Ya," kata Kirigiri terus terang, sebuah ekspresi di luar usianya muncul di raut wajahnya. "Seperti yang tertera dalam surat itu. Kamu telah diberi peringatan sebelumnya mengenai kejadian ini dalam tantangan yang kamu terima. Kamu adalah detektif yang diminta untuk memecahkan kasus ini." (Kyoko Kirigiri)

"T-Tunggu sebentar. Maksudmu jika aku tahu sebelumnya bahwa ini adalah sebuah tantangan, aku bisa menghentikannya bahkan sebelum itu terjadi?" (Yui Samidare)

"Mungkin begitu." (Kyoko Kirigiri)

"T... Tidak mungkin! Itu..." (Yui Samidare)

Aku membiarkan pembunuhan terjadi tepat di depan mataku hanya karena aku tidak mengenali provokasi pelakunya?

Jika saja aku sedikit lebih tajam. Jika aku hanya sedikit lebih berhati-hati. Jika saja aku sedikit lebih baik sebagai seorang detektif... mungkin aku bisa mencegah hal ini terjadi. Mungkin ini tidak akan berakhir dengan tiga orang tewas. Tiga orang—aku tidak pernah bertemu mereka sebelum ini, tapi mereka tetaplah tiga nyawa yang kubiarkan melayang... Tiga nyawa detektif, bahkan. Tiga orang yang telah bekerja untuk memperbaiki kesalahan di dunia...

Tanganku gemetar. Rasanya seperti aku telah membunuh mereka sendiri.

"Berpikir dengan cara seperti itu, beberapa hal dapat dipahami dari situasi yang tidak dapat dijelaskan yang kita hadapi saat ini. Ketika aku pertama kali terbangun, pikiran pertamaku adalah—kenapa aku tidak dibunuh?(Kyoko Kirigiri)

Aku merasa kata-kata itu adalah demonstrasi yang paling jelas tentang betapa bengkoknya manusia yang bernama Kyoko Kirigiri ini. Sangat mudah baginya untuk menerima risiko hidupnya seperti itu adalah fakta kehidupan sehari-hari dan bukan keadaan yang luar biasa. Ia hidup dengan kehadiran kematian yang selalu ada di sampingnya. Seketika itu juga aku merasa merinding hanya dengan memikirkan apa yang mungkin telah terjadi padanya hingga membuatnya seperti itu.

"Pelakunya memiliki banyak kesempatan untuk membunuhku, jadi mengapa mereka membiarkan aku hidup? Alasannya: Aku berperan sebagai pelakunya." (Kyoko Kirigiri)



Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama