The Villainess Paint a Picture Chapter 2

 
The Villainess Paint a Picture

Chapter 2

Mendegar perkataan tajam Violet yang tidak ragu, Aileen tersentak. Hanya karena kemarahannya tidak terpicu tidak berarti Violet akan menahan perkataannya.

Sementara itu, pria muda di sampingnya tersenyum sepanjang waktu dengan ekspresi yang benar-benar sulit ditebak sehingga tidak mungkin untuk membaca apa yang ada di pikirannya. Itulah putra kedua Duchy Everett, Roen.

Sambil melemparkan pandangan singkat ke arah Roen, Aileen melepaskan air matanya.

"Apa maksudmu, Unnie! Wajar saja aku merasa khawatir karena kita adalah keluarga. Meskipun kau mungkin tidak menyukai kehadiranku..."

"Kalau kau tahu aku tidak ingin kau berada di sini, seharusnya kau tidak perlu datang. Aku sudah pusing seperti ini. Ini akan bertambah parah karenamu."

"...Aileen datang ke sini untuk melihatmu karena dia khawatir. Mengapa kamu begitu dingin?"



Benar. Senyum muncul di bibir Violet atas interupsi mendadak dari pria muda itu. Dia penasaran mengapa keduanya datang bersama, tapi sekarang dia menyadarinya.

"Tidak, Hyung, aku baik-baik saja," ucap Aileen. "Bahkan jika Unnie mengatakan itu..." [TL: Hyung untuk panggilan kakak laki-laki]

Gadis yang tampak rapuh itu terlihat sangat terluka, dan air matanya siap untuk mengalir kapan saja saat dia membujuk kakak lelakinya. Tidak ada tanda-tanda bahwa ini hanya sebuah pertunjukan singkat.

Melihat keduanya begitu, seseorang pasti akan bertanya-tanya tentang siapa sebenarnya saudara kandung di antara mereka. Violet menghela nafas dan tersenyum sedikit.


"Mulai menjadi masalah bahwa kamu begitu pengampun. Violet, seharusnya kamu lebih berhati-hati dalam mengucapkan kata-kata, tapi kamu selalu menggunakan kata-kata yang tajam."

"Jika kamu tak ingin tersakiti, maka kamu seharusnya tak perlu datang ke sini. Mengapa aku harus menyambutmu?"

"Meskipun begitu, kamu tetap terlihat sangat patuh, bukan?"

"Aku hampir mati, kan? Berhenti."

"Iya, tentu saja, tetap saja kamu bicara seperti biasanya."

"Apakah kamu pikir seseorang bisa berubah begitu saja?"

Roen tertawa sinis ketika menyadari sikap licik Violet, yang bisa merubah kata-kata dan sikapnya—terkadang formal, terkadang santai. Satu-satunya orang yang tegang tanpa alasan adalah Aileen.

Tak tahan berdiri di samping sambil kedua saudara kandung itu berbicara, Aileen mencoba membujuk Roen lagi.

"Aku benar-benar baik-baik saja, Hyung. Aku tahu Unnie membenciku karena aku tidak cukup baik... Hai, aku, aku sangat ingin dekat dengan Unnie, tapi..."

"Tidak apa-apa, Aileen. Bukan salahmu. Tidak masalah, Violet sepertinya masih dalam suasana hati yang buruk hari ini, jadi mari kita kembali saja."

Saat pasangan itu beranjak pergi, Violet memperhatikan mereka berjalan pergi tanpa berkata apa-apa dan diam-diam mengacungkan jari tengah pada mereka.

Roen dan Aileen sudah lama memunggungi Violet, jadi mereka tidak melihat aksi vulgar yang baru saja dilakukan oleh putri sulung keluarga duke ini.

Setelah semua tamu tak diundang pergi, lingkungannya menjadi sunyi.

Dia akhirnya bisa mendapatkan ketenangan dan kedamaian. Violet segera berbaring di tempat tidurnya, kalau tidak, seseorang akan datang lagi.

Setelah menghadapi Mikhail, Roen dan Aileen, ia merasa lebih lelah dari sebelumnya.

Dia bersyukur bahwa adik lelakinya, putra ketiga Cairn, sekarang berada di akademi.

Violet—bukan, Yeon Ha-yoon akhirnya dibiarkan dengan dunianya sendiri, dan dia pun dengan senang hati menutup matanya.


***


Violet S. Everett, putri tertua dari Duchy Everett, sebuah keluarga yang memiliki sejarah panjang.

Julukan-julukan yang melekat padanya bukan sekadar kata-kata kosong. Dia dijuluki sebagai penjahat wanita paling jahat sepanjang masa, monster berhati-hijau yang selalu cemburu terhadap adik perempuannya, dan penyihir jahat dari keluarga Everett yang hatinya dingin seperti es.

Sungguh mengherankan bagaimana dia bisa mendapatkan julukan-julukan seperti ini. Namun Violet, atau Yeon Ha-yoon, tidak menyangkal julukan-julukan yang disematkan padanya.

Tiba-tiba saja, dia teringat akan kehidupan sebelumnya.

Baginya, mengingat kehidupan sebelumnya setelah jatuh ke danau dan mengalami pengalaman nyaris mati, bukankah itu sangat konyol?

Bahkan novel pun tidak akan seprediksi ini, keluh Violet di dalam hati.

Mungkin untuk memperjelas situasinya, dia tidak mengalami transmigrasi. Jika harus dikategorikan, maka ia bisa mengatakan bahwa ia telah bereinkarnasi. Dia tetap setia pada identitasnya sebagai Violet, yang telah dia jalani selama sembilan belas tahun sejauh ini. Tepatnya, dia hanya mengingat kenangan kehidupan masa lalunya. Karena itu, dia tidak merasa terputus dari dirinya yang sekarang.

Dia telah menjalani kehidupan masa lalunya dan sayangnya saat itu. Dan di sini, dia dilahirkan kembali dan dia dengan cara yang aneh mengingat kenangan kehidupan masa lalunya.

Jika seseorang harus mendefinisikan kehidupan Yeon Ha-yoon, maka itu hanya satu kata: menyedihkan. Adapun kehidupan Violet, maka itu bisa digambarkan sebagai keras.

Keluarga tempat dia dilahirkan adalah keluarga bangsawan dengan sejarah yang panjang. Karena dia memiliki dua kakak laki-laki dan satu adik laki-laki, dia menjadi satu-satunya putri yang dibesarkan seperti permata paling berharga di dunia.

Namun, kehidupan Violet sangatlah keras.

Pada musim semi ketika dia berusia delapan tahun, kehidupannya berubah menjadi lebih buruk—saat sepupu perempuan Violet, Aileen, tiba di keluarga Everett sebagai seorang wanita bangsawan dan mulai campur tangan dalam urusannya.


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama